Imam Yusuf bin Muhammad as-Surmurri al-Hambali -rahimahullah- (w. 776 H) berkata dalam kitab Amaalibeliau dalam masalah hafalan: “Diantara keajaiban yang ada dalam masalah menghafal dari orang yang hidup di zaman kita adalah Syaikhul Islam Abul Abbas Ahmad bin Abdul Halim bin Taimiyyah. Sesungguhnya beliau pernah mendapatkan suatu kitab lalu membacanya
Oleh: Dr.Zuhair Rabih (Anggota Haiah I’jazul Ilmi, Makkah al-Mukarromah) Sesungguhnya mayit di dalam kubur, akan melewati beberapa fase perubahan, dan aku akan menyebutkan secara ringkas beberapa fase tersebut, sejak malam pertama masuk ke kuburan hingga 25 tahun setelahnya. Berikut ini fase tersebut: Malam Pertama: Di kuburan pembusukan bermula pada daerah
Al-Husain bin Fahm -rahimahullah- berkata: Aku mendengar Yahya bin Aktsam -rahimahullah- bercerita: Dahulu Ma’mun –dan pada waktu itu ia telah menjadi seorang Amir- mempunyai majlis untuk berdiskusi. Lalu bersamaan dengan masuknya orang-orang masuklah seorang Yahudi yang berpenampilan rapi, berparas tampan dan memakai parfum yang wangi. Tatkala berbicara, perkataan dan ungkapannya
Oleh: Syaikh Ali Khasysyan Syaikh Ali Khasysyan (beliau adalah salah satu murid Syaikh al-Albani -rahimahullah- yang berasal dari Syiria dan sekarang berdomisili di Arab Saudi) bercerita dalam sebuah artikelnya yang berjudul Nâshir al-Hadîts wa Mujaddid as-Sunnah, ‘Âsya wahîd al-’Ashr wa Ashbaha Faqîd al’Ashr, yang pernah dimuat pada majalah asy-Syaq?`iq, di
Abud Darda’ radhiyallahu ‘anhu berkata: “Engkau tidak akan menjadi seorang alim hingga engkau menjadi orang yang belajar. Dan engkau tidak dianggap alim tentang suatu ilmu, sampai engkau mengamalkannya.” Ali radhiyallahu ‘anhu berkata: “Ilmu membisikkan untuk diamalkan, kalau seseorang menyambut (maka ilmu tersebut akan bertahan bersama dirinya). Bila tidak demikian, maka
Imam adz-Dzahabi rohimahulloh menceritakan bahwasanya pernah ada suatu perjalanan yang mengumpulkan empat orang ulama yang sama-sama bernama Muhammad: Muhammad bin Jarir ath-Thobari, Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah, Muhammad bin Nashr al-Marwazi, Muhammad bin Harun ar-Ruyani rahimahumulloh jami’an. Bekal perjalanan mereka sama-sama habis sehingga mereka sama-sama lapar. Lalu mereka berkumpul di
Hubaib rahimahullah berkata, “Demi Allah, setan mempermainkan para ahli ibadah sebagaimana anak-anak kecil mempermainkan buah kelapa. Kalau saja Allah memanggilku pada hari kiamat, ‘Wahai Hubaib.’ Kemudian aku menjawab, ‘Aku memenuhi panggilan-Mu, wahai Rabbku.’ Kemudian Allah berfirman, ‘Datangkanlah kepada-Ku shalat atau puasa sehari, atau sebuah rukuk, sujud, atau tasbih saja yang
Al-Hajjaj bin Yusuf adalah seorang fasik dari suku Tsaqif, gubernur dari Raja Abdul Malik menyukai hal yang syubhat-syubhat dan mencari orang-orang yang menentang hukum pemimpin dan rajanya di seluruh wilayah Islam. Diapun menimpakan bencana kepada para penentang pemerintah tanpa belas kasihan dan tanpa rasa takut terhadap Allah Yang Maha Kuasa
Simaklah kisah ajaib dan mengagumkan yang terjadi disekitar kita berikut!. Dalam kitab “Tartibul Madarik” Imam al Qadhi ‘Iyadh mengisahkan cerita dari Ibnu Wahb al-Qurasyi al-Mishry sahabat Imam malik..Ketika ahli-ahli hadits memintanya mendiskripsikan kepada mereka sifat-sifat jannah dan naar. Ia menjawab: ‘Aku tidak tahu, apakah aku mampu melakukannya atau tidak?’ Kemudian
Beliau adalah Al-Walid bin ‘Abdul Malik bin Marwan, lahir pada tahun 50 H. Diangkat sebagai khalifah setelah ayahnya meninggal pada tahun 86 H. Kehidupan yang beliau alami adalah kehidupan yang cerah bagaikan warna putih di muka Daulah Umawiyyah. Yang demikian dikarenakan berbagai usaha perbaikan yang besar baik di dalam maupun
Diriwayatkan dari maula Abu Raihanah, dia berkata, “Abu Raihanah pulang dari suatu peperangan. Setibanya di rumah, beliau menemui istrinya dan makan malam. Setelah itu, beliau minta diambilkan air wudhu kemudian berwudhu. Lalu dia pergi shalat ke masjid dan membaca al-Quran. Selesai dari membaca surat, beliau meneruskan membaca surat berikutnya, begitulah
Dalam Kitab Shahih Mawarid Adz Dzam’an ila Zawaid Ibn HIbban (2087) dalam pembahasan hadist Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dimana disebutkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam berkata: “Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun,kecuali sedikit dari mereka yang usianya lebih dari itu”. Ibn Arafah mengomentar hadist ini dengan berkata : ”