Kisah Menuntut Ilmu Abu Hatim ar Razi Rahimahullah

Imam Abu Hatim Ar-Razi Rahimahullah berkata : “Saya tinggal di Bashrah selama delapan bulan pada tahun 241 H. Didalam hati saya ingin tinggal selama setahun (aga bisa berlajar ilmu lagi), tetapi saya kehabisan nafkah. Maka saya menjual pakaian – pakaian saya sedikit demi sedikit, sampai saya betul – betul tidak memiliki nafkah lagi.” [Al-Jarh wa Ta’dil (hal 363), Ibnu Abi Hatim]

Imam Abu Hatim Ar-Razi Rahimahullah juga bercerita : “Kami berada di Mesir selama tujuh bulan dan tidak pernah merasakan kuah makanan (karena sibuk untuk belajar sehingga tidak ada waktu untuk memasak makanan yang berkuah). Siang hari kami berkeliling ke para Masyaikh (guru) dan malam hari kami gunakan untuk menulis dan mengoreksi catatan kami.

Suatu hari, saya bersama seorang teman mendatangi salah seorang Syaikh. Dikabarkan kepada kami bahwa beliau sedang sakit. Kami pulang melewati sebuah pasar dan tertarik pada ikan yang sedang dijual. Kami membelinya. Setelah sampai dirumah, ternyata waktu kajian untuk Syaikh yang lain sudah tiba. Maka kamipun segera pergi ke sana (dan meninggalkan ikan tersebut dengan harapan bisa dimasak dilain waktu).

Lebih dari tiga hari ikan tersebut belum sempat dimasak karena kesibukan menuntut ilmu, hingga hampir busuk. Kami memakan nya mentah – mentah karena tidak punya waktu untuk menggorengnya. “Ilmu itu tidak akan bisa diraih dengan badan yang santai.” [Al-Jarh wa Ta’dil (1/5), Ibnu Abi Hatim]

Sumber: Catatan Facebook Prima Ibnu Firdaus Al-Mirluny

Artikel: www.kisahislam.net

Facebook Fans Page: Kisah Teladan & Sejarah Islam

=

Comments
All comments.
Comments