Pada masanya, Dinasti Turki Utsmani mencapai puncak kejayaannya. Kala itu, Turki Utsmani hidup dalam zaman keemasan. Sultan Sulaiman bermaksud membangun sebuah masjid yang berbeda dengan masjid-masjid lainnya. Ia ingin membangun masjid yang lebih megah dari masjid-masjid yang telah dibangun nenek moyangnya. Masjid yang akan dibangun harus besar, megah, dan indah,
Suatu ketika, penduduk wilayah pedalaman mengalami musim paceklik yang mencekik. Kemudian Firdazaq menemui Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik, lalu memujinya dalam bait-bait syair: Kepada Allahlah rakyat mengadu, Sementara Al-Walid yang menjadi harapannya Betapa banyak orang memohon pertolongan, Sementara orang-orang kaya mampu memberikan pertolongan Kami berada di dekat manusia terbaik, sementara
“Wahai Ibnu Ka’ab, apa yang akan kamu katakan jika kamu melihatku di dalam kubur setelah tiga hari.” (Umar bin Abdul Aziz rahimahullah) Kisah ini disebutkan oleh Ibnu Sa’ad dalam bukunya, Ath-Thabaqât Al-Kubrâ (5/287): Dari Yahya bin Fulan, dia berkata, “Muhammad bin Ka’ab Al-Quradhi datang menemui Umar bin Abdul Aziz, dia berkata,
Kisah ini diabadikan oleh Ibnu Katsir dalam Al-Bidâyah wa AN-Nihâyah (11/99): Ibnul Jauzi berkata, “Pada suatu hari, khalifah Al-Mu’tadhid keluar istana dan mendirikan sebuah perkemahan di dekat gerbang Asy-Syamasiyah dan melarang siapa pun untuk mengambil apa pun dari kebun milik orang lain. Saat berada di kemahnya, dibawalah menghadap kepadanya seseorang
“Sungguh, aku belum pernah melihat seorang laki-laki seperti dia.” Al-Manshur rahimahullah “Manusia itu ibarat barang tambang berharga seperti tambang emas dan perak, orang terbaik pada masa jahiliyah akan menjadi orang terbaik juga dalam Islam, apabila mereka memahami (Islam),” sabda Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam yang tercantum dalam Shahih Muslim (4/2031,
Seorang Wanita datang kerumah Umar bin Abdul Aziz -Khalifah Islam-, dia datang dari Irak. Ketika dia tiba di pintu rumah Umar, dia bertanya kepada orang orang “Apakah Amirul Nukminin mempunyai Ajudan?” Orang orang menjawab : “Tidak. Langsung masuk saja, jika ibu ingin bertemu dengan nya.” Maka Wanita tersebut mengetuk pintu
Ibnul Jauzi berkata, “Pada suatu hari, Khalifah Al Mu’tadhid keluar istana dan mendirikan sebuah perkemahan di dekat gerbang Asy Syamasiyah, dan melarang seorang pun untuk mengambil apa pun dari kebun milik orang lain. Saat berada di kemahnya, dibawalah menghadap seorang berkulit hitam karena telah mencuri satu tandan buah anggur. Khalifah
An-Nadhr menceritakan bahwa ayahnya berkata, “Pada suatu hari, Umar bin Abdul Aziz sedang duduk dan ia berkata kepada budak perempuannya, “Tolong kipasi aku..” Kemudian budak perempuan itu mengambil kipas. Ia mulai mengipasi Umar. Namun, ia tak mampu menahan kantuknya dan tertidur. Umar terjaga dari tidurnya. Ia melihat budak perempuannya tertidur
Dikisahkan bahwa Bahlul ini adalah seorang yang gila hidup di zaman Khalifah ‘Abbâsî Harun ar-Rasyid… Pada suatu hari, Harun ar-Rasyid melewati si Bahlul yang sedang duduk² di atas salah satu kuburan. Lalu Harun berkata kepada si Bahlul dg berteriak , “Wahai Bahlul, wong edan… Apa kamu sudah waras?” Si Bahlul
Seorang laki-laki datang kepada Khalifah Abu Ja’far Al Manshur. Ia bercerita bahwa ia pergi berdagang. Harta yang didapatnya ia serahkan kepada istrinya. Saat ia meminta kembali, istrinya mengatakan bahwa harta itu dicuri dan ia tidak tahu siapa pencurinya. Al Manshur bertanya, “Sejak kapan engkau menikahi istrimu?” “Sudah setahun,” jawabnya. “Gadis
Di dalam buku hariannya Sultan Murad IV mengisahkan, bahwa suatu malam dia merasakan kekalutan yang sangat, ia ingin tahu apa penyebabnya. Maka ia memanggil kepala pengawalnya dan memberitahu apa yang dirasakannya. Sultan berkata kepada kepada kepala pengawal: “Mari kita keluar sejenak. Diantara kebiasaan sang Sultan adalah melakukan blusukan dimalam hari
Di antara tawadhu’ ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz adalah ucapannya kepada seorang hamba sahaya pada suatu hari, “Wahai pelayan, kipasi aku.” Maka pelayan itu mengambil kipas dan mulai mengipasinya, namun pelayan ini mengantuk dan tertidur, maka ‘Umar terkejut karena kipas itu terhenti, dia menoleh dan melihat pelayannya tertidur dalam keadaan wajahnya